Kecantikan yang luar biasa Dae la Minga dan kecantikan Kawah Tambora ibarat pinang di belah dua, simak tulisan berikut yang mencoba mengurai dua kecantikan tersebut.
Kabut menutupi kaldera saat pagi |
Saat tim Jejak Tambora 2015 mencapai puncak pukul 6 pagi, sambutan alam Tambora membuat terpukau dengan kecantikan kawahnya yang disinari oleh mentari pagi nan indah dan hangat, top puncak Tambora mencapai 2850 mdpl. Untuk menuju puncak tambora ada 3 jalur yang hingga sekarang biasa di pakai oleh para pendaki yaitu jalur Doro Ncanga, Kebun Kopi (Oi Bura) dan Kawinda Toi.
Jalur kawinda Toi untuk sekarang menjadi jalur yang paling favorit bagi pendaki yang ingin menikmati keindahan Tambora, di jalur ini kita dapat menikmati air terjun, padang savanna, dan keindahan hutan pinus.
Kecantikan alam Tambora memang luar biasa menakjubkan, mulai dari sejarah perkara para Rajanya, letusannya dan cerita-cerita rakyat di lereng gunung. Ada satu cerita yang menarik yang diceritakan oleh masyarakat setempat di Kore yaitu kisah putri Kerajaan Sanggar yang terkenal sangat cantik yang di buang ke kawah gunung Tambora.
Di kisahkan dahulu kala setelah terjadi letusan gunung Tambora, hiduplah seorang putri yang sangat cantik anak dari Raja Sanggar dia bernama Dae La Minga, kecantikannya terkenal di seluruh penjuru kerajaan hingga semua pangeran-pangeran tertantang untuk melihat kecantikan rupa Dae la Minga.
Suatu saat Dae La Minga pergi ke Sori Sabu untuk mandi, Sori Sabu adalah sebuah sungai dimana menjadi tempat favorit para putrid raja untuk mandi, tanpa di ketahui oleh Dae la Minga ternyata banyak pangeran-pangeran dari kerajaan mengintipnya secara diam-diam untuk melihat langsung kecantikan yang terkenal itu, karena saling berdesakan untuk melihat Dae la Minga akhirnya ada dua orang pangeran terlibat perkelahian karena berebutan tempat dan kedua pangeran tersebut membuat kesepakatan siapa yang menang akan menikahi Dae La Minga, duel pun terjadi dan salah satu Pangeran mati terbunuh, kemudian Pangeran yang menang itu datang melamar.
Para pendaki sedang mengabadikan diri di pinggir Kaldera |
Di lain pihak ada salah satu Pangeran dari negeri seberang yang juga datang untuk melamar Dae La Minga, banyaknya lamaran yang berdatangan di kerajaan Sanggar kala itu membuat sang Raja dilema untuk menentukan pilihannya, karena ditakutkan jika Pangeran yang lain di tolak akan menimbulkan peperangan antar Kerajaan.
Kemudian pilihan sang Raja yaitu mengorbankan darah dagingnya yang cantik jelita itu untuk di asingkan ke kawah Tambora agar tidak ada lagi rebutan dan pertikaian untuk memperebutkan putrinya tersebut.
Hingga sekarang aura kecantikan Dae La Minga tetap menghiasi kawah Tambora, siapapun yang melihatnya pasti akan terbelalak dengan kecantikan dan keindahan kawah. Ekspedisi pertama yang turun di kawah Tambora kemungkinan di lakukan oleh M.I Adnawidjaja dan Kawan-kawan pada tahun 1951, untuk turun di kawahnya hanya ada satu jalur yaitu hanya di sebelah utara kata seorang pendaki yang bernama Wahibur Rahman atau biasa di panggil Bang Bur, beliau sering kali naik turun kawah Tambora dan terhitung 8 kali.
Let's go to Tambora mountaineering...
BalasHapusPesona Tambora, Luar Biasa...
BalasHapusGood
BalasHapusGood
BalasHapus