Peta tahun 1598 yang dibuat oleh Theodore de Bry, dengan judul "Nova Tabula Insularum Iavae, Sumatrae, Borneonis et aliarum Mallacam" Theodore adalah pembuat peta asal Belgia. peta eksepedisi Nusantara dia atas dibuatnya pada tahun yang sama.
|
Makassar masih menjadi pusat perniagaan nusantara timur, oleh Spelman kerajaan yang tidak menguntungkan baginya akan dilarang untuk kerja sama, termasuk Kesultanan Dompu dan Bima yang sudah masuk dalam daftar hitam VOC.
Namun untuk Bima tetap menjadi jalur perniagaan karena teluk yang sangat strategis untuk tempat berlabuh kapal-kapal dari angin barat, serta pelabuhan Bima adalah tempat satu-satunya pengisian bekal kapal yang menuju timur maupun barat. Meskipun ada pelarangan dari Admiral Spelman untuk tidak berniaga dengan Bima, namun saat itu Bima menyediakan kayu celup yang sangat baik kualitasnya, mau tidak mau karena banyaknya permintaan pasar mengharuskan para pedagang tetap berniaga dengan Bima.
Untuk memetakan perdagangan bersama kerajaan yang telah melakukan kontrak bersama VOC, tahun 1674 VOC memperkerjakan seorang ahli peta asal Amsterdam yang bernama Isaac de Graff untuk membuat peta jalur perdagangan. Tahun 1674 Isaac membuat peta jalur perniagaan nusantara timur yang diberi nama “Kaart van de Westkust van Celebes, de Oosthoek van Borneo, alsmede de eilanden gelegen tusschen de Oosthoek van Java tot aan de Straat Saleyer.” Peta yang meliputi wilayah Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Selayar dan sekitarnya.
Peta Isaac de Graff tahun 1674 |
Dalam peta tersebut di Pulau Sumbawa hanya tertera tiga kerajaan yang menguntungkan perniagaan pihak VOC yaitu Bima, Tambora, dan Sumbawa. dalam peta Bima diberi nama “Bymee” dan Tambora di tandai dengan nama “Aram” serta Sumbawa di namai “Sumbava”. Nama Dompu tidak diterakan dalam peta, karena dari kebijakan Admiral Spelman Dompu sangat tidak menguntungkan untuk jalur perniagaan.(Daghregister, 363)
Jauh sebelumnya juga pada peta buatan Johannes Vingboons yang berjudul “Kaart van de Javazee
De kaart is afkomstig uit de Atlas Blaeu-Van der Hem.” Peta yang dibuat pada periode 1665 hingga 1668 masehi itu hanya tertera empat kerajaan di pulau Sumbawa yaitu Bijma (Bima), Corijn (Kore/Sanggar), Aram (Tambora) dan Cumbava (Sumbawa). juga pada peta tahun 1654 masehi yang dibuat oleh landmaker asal portugis Andre Pereira dos Reis yang juga pada Pulau Sumbawa hanya menerakan empat kerajaan diatas.
Peta yang dibuat Andre Pereira dos Reis tahun 1654. |
Tahun 1742 Isaac de Graaf memperbaharui peta Nusantara, dan juga pada tahun tersebut Dompu masih belum dipetakan. Peta yang diberi nama “Kaart van een gedeelte van den Indischen Archipel, tusschen Sumatra en de Westkust van Celebes, een gedeelte van Borneo enz.” Peta yang diperbaharui tersebut adalah peta patokan yang dipakai oleh seluruh negara eropa untuk mempelajari kepulauan Nusantara.
Ada dua peta yang di temukan tertera nama Dompu, pada tahun 1681 nama Dompu dipetakan oleh Pieter Stipper, untuk pemetaan wilayah kerajaan Pulau Sumbawa di situ Dompu di labeli dengan nama “Dompe”. Dompu juga di petakan pada awal abad 19 oleh pembuat peta J.T Busscher dengan nama “De Bogt Van Dompo” yang berarti daerah rawa Dompu, anehnya oleh Busscher dimasukan pada wilayah pelabuhan kerajaan Sanggar. Kemungkinan Busscher keliru sebab di sebelah utara Sanggar terdapat Kilo yang masuk dalam wilayah Kesultanan Dompu.
Paska letusan Tambora, saat pembagian wilayah tanah tak bertuan peninggalan kerajaan Tambora dan Pekat di Semenanjung Sanggar, nama Dompu di cantumkan dengan label “Dompo” peta tersebut di buat oleh P. Baron Melvill tahun 1856. Juga sangat sulit di temukan peta-peta yang memuat Dompu sekiatarn tahun 1800-an hingga 1900-an, nama Dompu atau Dompo hanya ada pada beberapa peta pelaporan wilayah kerajaan di Pulau Sumbawa, namun untuk peta pada umumnya di abad 18 hingga awal abad 20 sangat sulit di cari.
"Partie de L'Ile de Java" Peta yang dibuat oleh Philippe Vandermaelen tahun 1827 |
"Malay Archipelago" Peta yang dibuat oleh G.& J. Bartholomew tahun 1910. |
Oleh : Fahrurizki
0 comments Blogger 0 Facebook
Posting Komentar