Mungkin tidak ada yang menduga bahwa para Raja dan Sultan dari Nusantara yang di buang oleh VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) di negara-negara kolonialnya seperti Ceylon (Srilanka) dan Cape Town (Afrika Selatan) menyimpan kisah tersendiri dan menoreh tinta sejarah di dunia, seperti kisah kepahlawanan karaeng Sangunglo anak dari Sultan Gowa ke 26 Fakhruddin Abdul Khair al-Mansur Baginda Usman Batara Tangkana Gowa yang di buang ke Ceylon (Srilanka) pada tahun 1767, heroismenya di Srinlanka membela kerajaan Kandi melawan Inggris, dan menjadi pahlawan nasional negara Srilanka.
Kali ini penulis akan mengupas tentang kepahlawanan dari seorang bangsawan di Cape Town atau sekarang sudah menjadi negara Afrika Selatan yaitu bernama Piet Retief pemimpin dari pergerakan Voortrekker yang menentang peraturan kerajaan Inggris mengenai pajak dan Diskriminasi terhadap kaum Boers (warga petani Belanda) di Cape Town sebuah Negara Kolonial Inggris dan Belanda, Piet Retief yang masih mempunyai hubungan darah dengan kerajaan Tambora yang telah lenyap di telan Bumi waktu letusan gunung tahun 1815.
Piet Retief lahir pada 12 November 1780 di Satoendal Wagenmakersvallei Cape Town, ayahnya bernama Jacobus Retief (1754-1821) dan Ibunya bernama Debora Joubert (1749-), yang dimana ayahnya Jacobus retief masih keturunan dari silsilah hubungan darah dengan Raja Tambora Abdul Basyir (1670 – 1697) yaitu dari anak pertamanya bernama Ibrahim Adehan kakek buyut nya Piet Retief. Cape Town sendiri merupakan daerah pembuangan tahanan politik Inggris dan Belanda dari era 1652-1795 masehi, sehingga saking lamanya pembuangan mereka sampai beranak pinang dan kawin mnegawin antar ras. Raja Tambora Abdul Basyir sendiri di buang oleh Belanda di Cape Town pada tahun 1697 M ( baca; raja yang terbelenggu di cape town).
Piet Retief besar di daerah perkebunan anggur Welvanpas dan dia bekerja juga sebagai pemetik anggur hingga berumur 27 tahun, setelah dewasa dia membeli sebuah tanah peternakan di grahamstown, dari sinilah awal muncul permasalahan kaum Boers dengan penduduk pribumi dan pemerintah kolonial Inggris mengenai pemungutan pajak, memenangkan suku Xhosa dan sering terjadinya pencurian ternak, yang membuat kaum Boers Belanda rugi besar dan marah terhadap kolonial Inggris.
Piet Retief |
Dari permasalahan kerugian peternakan yang sering terjadi di Cape, akhirnya Piet Retief mengajak kaum Boers untuk mencari lahan baru peternakan yang dikenal dengan nama Great Trek atau bahasa Afrika Voortrekker, dalam usaha pencarian lahan baru banyak berbagai cobaan yang dihadapi oleh rombongan Voortrekker ini yaitu serangan pasukan Inggris yang tidak setuju dengan eksodus kaum Boers, sebagai pimpinan rombongan Piet Retief mengajak para rombongannya untuk mengangkat senjata melawan Inggris, saat itu Inggris di bantu oleh pribumi suku Xhosa dan Dingaan (Zulu) untuk menghalau eksodus Voortrekker, pada tahun 1838 pertempuranpun terjadi kaum Voortrekker di bawah pimpinan Piet retief dan Andries Pretorius menang mengalahkan Inggris dan suku Dingaan yang dikenal dengan pertempuran Blood River.
Dengan kekalahannya di Blood River Suku Xhosa dan Dingaan yang berpihak kepada Inggris sangat geram dan mencari siasat bagaimana cara membunuh kaum Voortrekker pimpinan Piet Retief, pada tanggal 6 Februari 1838 dengan alasan untuk berdamai suku Dingaan mebuat pergelaran pesta khusus dan mengundang Piet Rietif beserta 100 orang pengikutnya termasuk anak pertama Piet Retief untuk datang, saat Piet Retief duduk di meja hidangan pesta, saat itu juga tiba-tiba suku Dingaan menangkap Piet Retief beserta anggotanya, dan membawa mereka di bukit Hloma mabuto dan membunuh mereka semua, kemudian mayatnya di biarkan dimakan binatang buas, akhirnya Piet Retief terbunuh beserta 100 orang anggotanya.
Piet Retief monumen di Fort Elisabeth (sumber : allatsea.co.za) |
Setahun setelah kaum Voortrekker menang dari peperangan Blood river mereka membangun negaranya sendiri yang bernama Republik Natalia pada tahun 1839 di daerah pesisir Samudra Hindia di Cape timur dengan perdana mentrinya Andries Pretorius yang menjadi cikal bakal terbentuknya Negara Afrika Selatan. Untuk mengenang jasa dan perjuangan Piet Retief bersama perjalanan kaum Boers pada tanggal 16 Desember 1938 pemerintah Afrika Selatan membangun sebuah monument Voortrekker di kota Pretorius dan Piet Retief monument di fort Elizabeth Afrika Selatan.
Oleh : Fahrurizki
Sumber :
1. www.sahistory.org.za__di South Afrikan History Online dikunjungi 24 Juni 2014
2. Wikipedia.org__ dikunjungi 24 Juni 2014
3. Encyclopedia of World Biography on Pieter Retief [online] Thomson Gale dkunjungi 24 Juni 2014
4. First Fifty Years - a project collating Cape of Good Hope records
Mohon ma'af sy kurang memahami hubungan Ibrahim adehan dan Jacobus retief hubungan keluarganya gimna ya..?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuscoba di perjelas lg alur silsilah keturanannya,,,,,sebelumnya thanks
BalasHapus